JL. PGAK/Bali 37-38. Kotak Pos 3. Tirtomarto, (0341) 851080, [email protected]

KEGIATAN MAHASISWA STTELA
SEBAGAI LAPORAN MENGIKUTI
KONSULTASI NASIONAL MAHASISWA TEOLOGI DI INDONESIA (KNMTI)
YANG DISELENGGARAKAN OLEH PERSETIA 
SEMARANG, 26 - 31 OKTOBER 2024
Oleh Ishak Putra Almasih Lobo Huki

Hari Pertama: Sabtu, 26 Oktober 2024
Saya bernama Ishak Putra Almasih Lobo Huki (Putra) sebagai mahasiswa yang mewakili STT Elohim Indonesia untuk mengikuti salah Kegiatan PERSETIA yaitu KONSULTASI NASIONAL MAHASISWA TEOLOGI DI INDONESIA (KNMTI) yang bertajuk DIGITAL TEOLOGY. Kegiatan KNMTI dilaksanakan di STT ABDIEL Ungaran yang terletak di Genuk, Kec. Ungaran Bar., Kabupaten Semarang, Jawa Tengah 50512.
Pada hari ini kami melakukan registrasi ulang peserta PERSETIA. Kedatangan saya disambut dengan baik dan bahkan saya sampai diantar oleh panitia di kamar tempat saya beristirahat. Saya dan teman-teman peserta lainnya ditempatkan di asrama STT Abdiel sehingga kami memiliki kesempatan untuk saling bercengkrama dengan teman-teman STT yang lain.

Hari Kedua: Minggu, 27 Oktober 2024
Pada hari kedua saya bangun jam 4 subuh, saya membersihkan diri saya dengan mandi lebih awal karena saya berpikir untuk tidak mengantri nantinya. Setelah itu saya menunggu jam untuk aktivitas selanjutnya. Pada hari kedua, kami membuka kegiatan Konsultasi Nasional Mahasiswa Teologi Indonesia yang di selenggarakan oleh PERSETIA, sekaligus juga merayakan ulang tahun ke 61 PERSETIA.

Hari Ketiga: Senin, 28 Oktober 2024
Materi I: Pengembangan Diri dan Eksistensi Mahasiswa Teologi di Era Teknologi Digtial

Kegiatan hari ketiga di mulai dengan makan pagi jam 07:00, peserta duduk dengan bebas sambil mengenal satu dengan yang lain. Lalu kegiatan dilanjutkan dengan perkuliahan yang dibawakan oleh Ibu Pdt. Geget Elite Sucining  Hyang, S. Si-Teol. CEM. Beliau adalah seorang Pendeta di Gereja Kristen Jawa sekaligus seorang konten kreator. Dari penjelasan Kak Geget, beliau menyampaikan bahwa sebagai seorang pendeta kita harus mampu untuk mengupdate diri untuk mampu menyajikan teologis yang relevan dimasa digital ini.
Eksistensi gereja akan semakin tertinggal apabila kita tidak mampu untuk mengeksistensinya diri. Oleh karena itu, pendeta dan gereja harus mampu untuk mengupdate dan mengeksistensi. Konten memang bukan satu-satunya jalan, tetapi konten bisa menjadi jalan tol dalam memberitakan firman Tuhan. Kemampuan AI tidak bisa menggantikan kemampuan story telling manusia, sehingga kemajuan teknologi tidak dapat menggantikan cerita kita yang telah ditulis oleh Allah apabila cerita itu dikolabkan dengan Alkitab untuk dipakai dalam pelayanan. Jadi, gereja harus dapat mengeksistensikan dirinya dalam ruang digital baik itu pendeta, para pemimpinnya dan para jemaatnya.

Materi II: Teknolgi Digital : Peluang dan Tantangan Bagi Mahasiswa Teologi
Pembicara: Pnt. Febrian Eka Sandi Nugroho

Memasuki zaman era teknologi digital yaitu sociaty 5.0 dan revolusi industri 4.0 membuat kebutuhan primer manusia mengalami perubahan.

DULU

SEKARANG

Sandang

Sandang

Pangan

Pangan

Papan

Pegangan

Perubahan perspektif ini didorong dengan kultur sosial yang berubah di masa post modern yang membuat kebutuhan primer di masa tempo dulu tidak lagi relevan dengan keadaan manusia saat ini. Sejatinya dunia maya telah bercampur dengan realitas yang ada. Oleh sebab itu dunia maya sebenarnya hampir tidak ada lagi.

Teknologi di tolak secara awal oleh gereja, gereja memandang bahwa semua inovasi teknologi digital ini sebagai bentuk kesesatan dari pada iblis. Sebagai contoh the devil camera yaitu kemunculan kamera dianggap sebagai suatu fenomena atau peristiwa gaib yang dilakukan para ilmuan dengan iblis sehingga kamera mampu untuk menangkap gambar yang dipotretnya. What’s wrong to the movie, sama dengan kamera film juga dianggap sebagai suatu kesesatan yang ada di dalam kekristenan.

Namun gereja tidak menyadari bahwa semuanya ini terjadi untuk membantu sarana prasarana dalam memberitakan Firman Tuhan. Kalau di ihat di masa sekarang bahwa film menjadi salah satu sarana dalam memberitakan kasih Tuhan yang dapat menjangkau semua kalangan dari yang tua dan muda tanpa melihat latar belakang suku, ras dan lainnya. Oleh karena itu kita harus melihat ibadah dan pelayanan dari dua sisi yaitu altar dan latar. Nona Jones from social media, “melayani Tuhan dapat digunakan media sosial juga, Alkitab adalah hasil vlog dari para nabi dan rasul bahkan nabi itu sendiri".

Setelah sesi perkuliahan kami memasuki waktu untuk diskusi kelompok yang telah dibagi oleh panitia. Dalam sesi diskusi kelompok, kami membahas setiap topik materi dengan pertanyaan diskusi yang telah diberikan kepada kelompok. Pada sesi ini setiap anggota kelompok saling memberikan pendapat dan juga saling bertukar pikiran satu dengan yang lain. Setiap kelompok juga diharuskan untuk membuat konten yang sesuai dengan materi diskusi. Sebagai penutup dari kegiatan hari ke tiga ini, kami melakukan eksplorasi Injil, di mana para peserta melihat teknologi digital dan teologi digital dari perspektif kitab Injil.

Hari Keempat: Selasa, 29 Oktober 2024
Materi III: Kultur Digital dan Etika Dalam Dunia Digital.
Pembicara: Karina Oktavia (Seorang ahli AI dan Antropologi Digital)

Perkuliahan hari ini berfokus pada perkembangan AI dan mekanisme serta prinsip yang digunakan dalam penggunaan AI. Kecerdasan Artificial Intelligent mesin mengikuti keputusan manusia dan memberikan masukan secara independen kepada AI. Sistem penggunaan AI sebenarnya tidak secara serta merta digunakan dan digunakan dengan begitu saja. Ternyata AI itu dapat dilatih dengan cara membuat pertanyaan yang mendalam terhadap topik yang di cari, jika pengguna semakin kritis dalam memberikan pertanyaan kepada AI maka AI itu akan semakin pintar dan semakin banyak referensi yang diberikan kepada si pengguna.

Penggunaan AI di Indonesia memiliki Etika yaitu;
1. Perlu adanya Inklusifitas
2. Pengguna harus memperhatikan hak asasi manusia, hubungan sosial kepercayaan yang dianut.
3. Keamanan
4. Demokrasi
5. Transparansi
6. Kredibiltas dan akuntabilitas.

Sebenarnya pembahasan materi ini sedikit sulit untuk dipahami, mungkin karena pembahasan AI bukan rana yang mudah untuk dipahami oleh mahasiswa teologi. Namun, secara garis besar saya dapat mengikuti dan memahaminya. Dengan kegiatan ini, kami diajak untuk melihat bagaimana penggunaan AI dalam rana Teologi. salah satu  hal yang menarik dari hal ini yaitu kami diajak untuk melihat ABDIEL PROJEK. Abdiel projek adalah program pelayanan digital di mana para mahasiswa masuk dalam ruang digital dalam berkarya dalam rana teologi. Mulai khotbah pendek, cover lagu, materi Sekolah Minggu, tutor alat peraga untuk Sekolah Minggu dan panggung boneka.

Program dimulai ketika covid1-19 mulai merambat di Indonesia. Mahasiswa dipaksa untuk tetap melayani dalam keadaan yang tidak memungkinkan. Oleh karena itu dimulainya Abdiel Projek yang membantu mahasiswa untuk tetap melayani dan tidak diam saja. Abdiel Projek terus berkembang sampai pasca covid, mereka terus-menerus berkarya dalam ruang digital. AP sangat cocok dengan konteks era digital, sehingga mahasiswa bisa selalu update dan bereksistensi dalam ruang digital. hal ini tentunya sangat cocok untuk Teologi Digital.

Hari Kelima   : Rabu, 30 Oktober 2024
Kegiatan hari ini dimulai dengan kunjungan ke Dream Ligth World Media, sebuah tempat yang menghasil berbagai program acara TV yang disajikan kepada masyarakat. Pemilik dari tempat ini adalah seorang Gembala GPdI yaitu Bapak Eko Nugroho yang membangun mengelola studio tersebut untuk berbagai kepentingan televisi. Banyak dari program TV terinspirasi dari firman Tuhan. Di tempat ini kami melakukan sesi tur di studio tersebut, kami belajar tentang sejarah perkembangan teknologi, dan juga tentang perekaman pengambilan gambar untuk video.

Materi IV       : Titik Pijak Teologi Dalam Era Digital
Pembicara      : Pdt. Gunawan Yuli Agung Suprabowo, D. Th

Dalam sesi ini beliau membahas kembali apa itu makna dari berteologi. Teologi sendiri terbagi atas dua suku kata yaitu Teo : Allah  dan Logos : Ilmu, jadi teologi adalah ilmu yang membahas tentang Allah yaitu manusia yang mencoba untuk menalar Allah sebagai sosok yang dapat dijangkau dalam ilmu. Menurut H. M Kuifer “apa yang manusia katakan tentang Allah semuanya itu tidak dilihat dari perspektif dari atas namun semuanya itu berasal dari bahwa”. Jadi, manusia berteologi dengan apa yang ia temukan, didapat, dan diketahui dari bawah. Pada objek berteologi terdapat dua bagian yang dapat kita lihat yaitu;

  • Alkitab sebagai Firman Allah yang menyaksikan kepada kita tentang kesaksian iman Israel dan Gereja mula-mula tentang karya Allah.
  • Pengalaman Iman. Perwujudan dalam bentuk tulisan, nyanyian, lukisan, cerita, tarian, adat, budaya, perilaku, dan produk dari iman masa kini.

Dalam perkembangannya, teknologi dan logos saling berpadu dan saling melengkapi sehingga logos tidak bisa berkembang kalau tidak ada teknologi dan teknologi tidak akan baik jika tidak ada logos.

Materi V        : Pengembangan Digital sebagai Ruang Berteologi
Pembicara    : Pdt. Gunawan Yuli Agung Suprabowo, D. Th

Pandemi membentuk gereja secara baru dalam pengembangan ruang digital, memang hal ini hanyalah masalah waktu untuk gereja memasuki ruang digital. Pada umumnya ruang gerak manusia itu hanya terbagi menjadi dua yaitu physical realm dan virtual realm. Akan tetapi karena perkembangan zaman dan kultur yang selalu berubah ke arah kontemporer maka terciptanya ruang yang baru yaitu hybird space yaitu tempat untuk ruang physical dan virtual itu saling bercampur dan menjadi satu. Salah seorang filsuf Belanda Johan Huizinga memberikan beberapa pandangan mengenai karakter berteologi.

  • Kreatif dan Ekspresif: Homo Tiktofus dan Homo Hedens yaitu manusia yang bermain
  • Interaktif dan Imersif: Manusia membenamkan dirinya ke dalam ruang digital tersebut.
  • Medititasi: Manusia yang saling mempengaruhi dalam lingkungan sosial. Medititasi Teologi menglingkupi beberapa hal yaitu;
  1. Media menjadi informasi utama Teologi
  2. Media mengubah cara berteologi.
  3. Berteologi digital ditundukkan di bawah logika media.
  4. Media bersifat publik, estetis, dan entertaiment yang membuat representasi berteologi perlu kreatif daya tarik publik.

Hasil dari semua kemajuan ini memberikan pandangan baru di mana AI dipadukan dengan Teologi. Hal ini memberikan  proses data lebih cepat  yang membantu menganalisis dan membantu mengambil keputusan. Pada malam hari, acara di tutup dengan penampilan budaya mahasiswa dari berbagi daerah.

Hari Keenam: Kamis 31 Oktober 2024
Acara penutupan

Kegiatan dimulai dengan sesi presentasi dari para juara penulisan makalah karya Ilmiah.
Juara pertama membahas tentang Etika Penggunaan AI di Lingkungan Mahasiswa Teologi.
Peringkat dua membahas tentang Fenomena Playing God dalam Ruang Digital.
Peringkat tiga membahas tentang Meditasi Digital Dalam Ruang Virtual.
Kegiatan ini juga dilanjutkan dengan sesi tanya jawab kepada para presentator.
Lalu dalam sesi berikut kami dari kelompok-kelompok yang telah dibagi juga ikut mempresentasikan hasil diskusi dan kerja kelompok yang telah kami kerjakan selama satu minggu.
Dan akhir dari acara pada hari ini di tutup dengan ibadah bersama dan penutupan acara Konsultasi Nasional Mahasiswa Teologi di Indonesia.

Dokumentasi

 

 

 

 


  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Published on  November 15th, 2024

© 2025 - Sekolah Tinggi Teologi Elohim Indonesia